Monday, March 13, 2017

Belajar Kejujuran Dari Secangkir Kopi

“Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan mengantarkan kepada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Hati-hatilah kalian dari berbuat dusta, karena sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada kejahatan dan kejahatan akan mengantarkan pada neraka. Jika seseorang sukanya berdusta dan berupaya untuk berdusta, maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.”[HR. Muslim: 2607] 


Belajar Kejujuran Dari Secangkir Kopi.

Jujur adalah satu kata yang sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari, jujur berarti lurus, benar antara hati dengan lidah, hati dengan tindakan/perbuatan, jujur bukanlah kata yang sangat asing di telinga kita, tetapi apakah telinga kita bisa mendengar jujur dan terkoneksi kejujurannya dengan memori di kepala sehingga keluar di mulut perkataan jujur dan tindakan menjadi jujur pula, ada di istilah Alas (Aceh Tengara) "Hakhum Tubakh..lain nibagas lain ni luakh" yang berarti lain di dalam lain di luar. Jujur mudah terucapkan tapi sulit untuk diterapkan, bahkan ada ada yang berkata dizaman sekarang "Jujur akan terkubur", sungguh naif istilah perkataan ini, tapi realita dilapangan begitulah adanya.

Artikel tentang Belajar Kejujuran Dari Secangkir Kopi pada blog ini, diilhami dari rasa dan nikmatnya secangkir kopi yang disuguhkan kepada kami di Kupi Agara. Sejenak anda kami ajak membayangkan secangkir kopi gayo arabika dalam gelas di depan anda, sebagaimana anda dan kita semua tahu bahwa rasa kopi itu pahit, kopi itu berwarna hitam, kopi itu dapat membuat kotor pakaian apabila tumpah ke pakaian. Tetapi toh sampai saat ini kita masih meminum kopi, kita merindukan aroma wangi dari kopi yang membuat kecanduan, aroma khas yang membuat kita inginkan dari secangkir kopi setiap hari walau hanya secangkir di Kupi Agara.

Baca juga: Khasiat dan Manfaat Kopi Bagi Kesehatan

Bahwa meskipun kopi rasanya pahit, tetapi rasa pahitnya kopi yang kita rindukan dan kita nikmati, bahkan secangkir kopi sering menjadi inspirasi dari kenikmatan dan aromanya, kopi tidak akan pernah menghilangkan rasa pahitnya walaupun di tambah gula, kopi asli tidak akan menghilangkan aromanya walau dicampur aroma lain disekitarnya, bahkan kopi justru menjadi penetralisir aroma lain yang ada disekitarnya. Begitulah hebatnya kopi, tetap konsisten dengan pahit dan bertahan pada aromanya.

Begitulah hendaknya kita dalam kehidupan, bertahanlah dalam kejujuran walau sepahit apapun, yakin dan percayalah bahwa kejujuran akan menang dimanapun dan bagaimanapun keadaan kita, tetaplah jujur dan mempertahankan prinsip kejujuran. Berprinsiplah seperti kopi, tidak pernah menghilangkan jati dirinya dengan menghilangkan rasa pahit dan aroma khas yang dimilikinya, bahkan bila suatu saat anda merasakan ada campuran bubuk dengan barang yang lainnya, pasti anda akan mengetahui bahwa kopinya telah bercampur dengan bahan lain dan mungkin anda tidak akan melanjutkan meminum kopi tersebut sampai habis. Demikian pula kejujuran apabila bercampur dengan kebohongan pasti kita dapat membaca dan mengetahuinya, karena hati kita pasti menolak ketidak jujuran dalam kehidupan.

Sebagai renungan kita sejenak sambil menikmati kopi yang terhidang dihadapan kita, bahwa saat ini orang yang jujur sudah sangat langka dan sangat susah dicari seperti ungkapan "mencari sebutir permata ditengah padang pasir." Permasalahan yang harus kita pikirkan saat ini adalah bagaimana kita mampu membentuk anak menjadi pribadi yang jujur, sebagai calon generasi selanjutnya yang akan menjadi pewaris darah dan harta yang kita punya dan kita miliki.  Pembiasaan untuk berlaku jujur dalam kehidupan dan memberikan contoh konkrit dari lingkungan sekitarlah yang akan menumbuh dan mengembangkan karakter jujur sehingga mengakar pada diri anak. Mulailah dari lingkungan kecil kita yaitu keluarga, biasakanlah sang anak berlaku dan berkata jujur dengan ketauladanan kita untuk tidak pernah berbohong dan memberikan janji palsu yang tidak kita tepati, tanamkan dan tumbuhkan sifat jujur kepada mereka melalui cerita dan kisah orang-orang jujur, berkomunikasilah dengan santun kepada mereka.

Suatu pembiasaan akan menjadi kebiasaan, dengan sikap terbiasa jujur yang kita budayakan niscaya akan menjadi kebiasaan hidup bagi si anak, kebiasaan ini akan terpatri ke dalam jiwa mereka selama hidupnya, sehingga kelak ketika mereka dewasa menjadi penerus bangsa yang jujur dan mampu mengemban amanah dengan baik.

Semoga kita mampu menciptakan anak dan generasi penerus bangsa yang jujur..!!

Kopi Agara 
ada kopi..ada cerita..

No comments:

Post a Comment

Post a Comment